Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Oleochemical atau Oleokimia adalah produk kimia yang berbasis alam, minyak yang dapat terurai dan lemak nabati atau sumber hewani. Keserbagunaan membuat produk tersebut ideal untuk produk berkinerja tinggi dibanyak aplikasi seperti alat pembersih, deterjen, pelumas mesin jet, rekayasa plastik, kosmetik dan produk farmasi, dan lainnya.
Peran Industri Oleochemical Dalan Struktur Industri Nasional
Keberadaan industri sawit dan turunannya dinilai strategis bagi perekonomian nasional. Industri sawit dan turunannya juga dinilai mampu membangun ketahanan pangan dan kedaulatan energi, dan saat ini terus didorong untuk mengembangkan hilirisasi guna mendongkrak peningkatan kegiatan perekonomian dalam negeri. Industri sawit dan turunannya telah berkembang pesat, meluas baik ke hulu maupun hilir. Hingga saat ini perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit telah tersebar lebih dari 200 kabupaten di Indonesia. Produksi minyak sawit mentah (CPO), minyak sawit inti (PKO), dan biomass telah menjadi penopang perekonomian bagi daerah-daerah sentra industri sawit tersebut. Sektor hilir sawit pun berkembang dengan produk olahan, baik produk setengah jadi maupun produk jadi, termasuk di dalamnya, industri oleo pangan, industri oleokimia, biolubrikan, biofarmasi, dan bioenergi (biodiesel, biopremium, bioavtur). Industri sawit juga mampu menghidupkan sektor jasa lainnya, salah satunya perdagangan.
Menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mengatakan hingga saat ini, produk turunan sawit termasuk oleochemical sudah merambah ke bidang makanan, kecantikan, obat-obatan atau nutrisi kesehatan, kebersihan, bahkan energi untuk bahan bakar hingga listrik. Selain dapat diolah menjadi bahan bakar diesel, dalam pengembangan lebih lanjut juga dapat diolah menjadi bensin dan avtur. Saat ini, produk CPO Indonesia dan turunannya sebanyak 70% dari total produksi per tahun diekspor untuk kebutuhan global.
Lebih dari 50% digunakan masyarakat internasional untuk kebutuhan pangan, sisanya digunakan sebagai bahan baku kosmetik dan produk kecantikan, obat-obatan, pembersih, dan lain sebagainya, bahkan juga untuk kebutuhan biofuel di negara lain. Dari total ekspor tersebut, sekitar 80% berupa produk turunan CPO. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, industri kelapa sawit dan turunannya telah menyumbang lebih dari 14% dari total penerimaan devisa ekspor nonmigas, dan kelapa sawit juga digunakan oleh pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak melalui program biodiesel. Karena itu, Indonesia masih harus terus mengembangkan hilirisasi industri sawit untuk mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dalam negeri.
Tidak hanya untuk meningkatkan nilai ekonomi, tapi juga kesempatan kerja dan kemandirian untuk sektor pangan maupun sektor lainnya. Industri sawit dan turunannya dinilai mampu menjadi big-push industry yang juga memiliki big-impact dalam perekonomian Indonesia. Industri ini telah membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak, bahkan tidak terdampak pandemi yang mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi para pekerjanya, serta menghasilkan devisa ekspor yang besar.
Selengkapnya… Baca di Edisi Juli 2024
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting