Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Melimpahnya minyak kelapa sawit di Indonesia menjadikan para pengusaha baik dalam maupun luar negri berminat untuk menanamkan modalnya dalam industri oleochemical ini. Kini, terdapat beberapa perusahaan global seperti unilever, Procter and Gamble, Cargill tertarik menanamkan modalnya dalam bidang ini. Misalnya Unilever telah membangun Pabrik olahan produk minyak sawit luar Jawa, yaitu dengan membangun pabrik Fatty Acid Oil Chemical di kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara dengan Investasi senilai Rp 1,1 triliun. Sedangkan Permata Hujau Group, mengeluarkan investasi Rp 2 triliun. Untuk membangun pabrik kemasan, minyak goreng, margarin, oleokimia, dan biodiesel. Perusahaan lainnya yaitu Musim Mas, mengeluarkan investasi untuk membangun refinery oleokimia dan industri Specialty fat, dengan mengembangkan mid stream (produk antara) dan Down stream (produk hilir).
Selain itu dengan adanya pembukaan pabrik industri oleokimia baru PT Energi Sinar Mas di Kota Dumai, Riau, juga membuktikan masih tingginya tingkat kepercayaan investasi luar negeri ke Indonesia. Karena itu, pemerintah akan terus mendorong percepatan pembangunan pendidikan kejuruan dengan pendirian politeknik untuk menyiapkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan sektor industri.
Pendirian pabrik ini sangat strategis untuk menyerap tenaga kerja dan peningkatan industri kelapa sawit dalam negeri, dan pemerintah akan terus mendorong kemajuan sektor investasi dengan menyiapkan sumber daya manusia, Minat investasi ini akan meningkatkan nilai tambah industri pengolahan minyak kelapa sawit. Untuk memberikan nilai tambah dan mendukung investasi, pemerintah akan membangun delapan politeknik industri, termasuk di Dumai, dan sejauh ini Pemerintah Riau dan Dumai sudah menyediakan lahan untuk lokasi sekolah kejuruan tersebut.
Jumlah pertumbuhan investor di sektor oleokimia diperkirakan akan terus meningkat. Tingginya kebutuhan dunia menjadi salah satu faktor pendorong minat investor. Apalagi harga produk oleokimia seperti fatty acid dan fatty alcohol menunjukkan grafik kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Minat investor ini tidak terlepas dari skema bea keluar CPO yang menetapkan pajak ekspor produk oleokimia lebih rendah dari CPO. Sebab, hampir 80% penjualan oleokimia ditujukan ke pasar ekspor sedangkan sisanya dikonsumsi dalam negeri.
Kapasitas produksi oleokimia ditargetkan akan tumbuh sampai empat juta ton. Hal ini sesuai dengan rancangan aturan pemerintah untuk mengembangkan produk hilir sawit, lewat Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 13 tahun 2021. Regulasi ini menjadi panduan dan roadmap pengembangan industri hilir sawit ke dalam klaster industri.
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting