Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Belum satu tahun Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, peta kekuatan industri sawit nasional berubah total. Selama lebih dari 30 tahun, industri sawit Indonesia identik nama nama besar seperti, Sinar Mas Group, Wilmar Group, Permata Hijau Sawit, Musim Mas Group, Astra Agro Group, Triputra Group, Salim Group, PTPN Group dan beberapa group yang lain. Mereka adalah para konglomerasi kekuatan lama yang memiliki kebun ratusan ribu hektare dan jaringan hilir yang solid.
Kini, sebuah perubahan besar muncul dari arah yang tidak ada yang menduga sebelumnya. Lahan sitaan negara yang sebelumnya tak bertuan masuk ke BUMN, kemudian membentuk perusahaan baru bernama PT Agrinas Palma Nusantara, kemudian presiden Prabowo membentuk Danantara yang ikut bergabung dalam konsolidasi baru ini. Kombinasi faktor inilah yang merubah kekuatan peta industri sawit nasional dan dunia.
Agrinas Palma Nusantara adalah BUMN Baru yang Melompat Jauh Lewat Lahan Sitaan Negara
Perusahaan ini tidak tumbuh dari ekspansi perusahaan raksasa, melainkan muncul dari kebijakan negara yang menyita dan mengambil alih lahan sawit ilegal melalui Satgas Penyelamatan Kawasan Hutan (Satgas PKH). Lahan lahan ini selama bertahun tahun membuat negara kehilangan potensi penerimaan. Pengelolaannya tidak jelas. Banyak yang masuk kawasan hutan tidak memiliki izin. Banyak yang merusak lingkungan
Ketika Agrinas menerima lahan lahan tersebut, posisinya langsung berubah. Mereka bukan pemain baru yang harus membangun dari nol. Mereka menjadi pemilik lahan sawit terbesar dalam satu lompatan. Untuk tahap awal penyerahan lahan ke PT Agrinas Palma Nusantara mencapai sekitar 833 ribu hektare. Tahap kedua bertambah lagi sekitar 674 ribu hektare, sehingga kini total menjadi 1,5 juta hektare yang tersebar di berbagai provinsi. Dari sisi luas lahan kelola, Agrinas sudah melewati semua pemain lama diatas
Menurut pimpinan redaksi majalah Indonesian Palm Oil News (IPO NEWS), Muslim M. Amin luas lahan Sinar Mas Group melalui PT SMART Tbk seluas 536.877 ha, WILMAR Group seluas 250.000 ha, PERMATA HIJAU SAWIT Group seluas 466.706 ha, MUSIM MAS Group 200.000 ha, ASTRA Agro Group 285.000 ha, TRIPUTRA Agro Group, 170.000 ha, SALIM Group 310.000 ha, PTPN Group 733.378 ha, saat ini sudah tidak ada apa apanya dengan luas lahan sawit yang dimiliki oleh PT Agrinal Palma Nusantara, namun sayangnya kita belum mendapat informasi terkait berapa jumlah produksi Tandan Buah Segar (TBS), CPO dan PK yang dimiliki PT Agrinas Palma Nusantara.
Masuknya Danantara dalam Orbit PT Agrinas Palma Nusantara
Dalam skema baru ini, Danantara muncul sebagai faktor penting. Perusahaan ini dikenal sebagai aktor yang mengelola kehutanan sosial, agroforestri dan model pembangunan berbasis masyarakat. Pendekatannya berbeda dari perusahaan sawit besar. Danantara lebih dekat pada narasi keberlanjutan. Mereka mengandalkan model yang mengkombinasikan produktivitas dengan konservasi.
Jika Danantara benar benar masuk dalam ekosistem Agrinas, arah pengelolaan sawit nasional bisa mengalami pergeseran. Agrinas yang memegang lahan sangat luas membutuhkan mitra yang mampu melakukan rehabilitasi. Banyak kebun rusak. Banyak blok harus ditanam ulang. Infrastruktur tidak siap. Rehabilitasi lahan sawit ilegal tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan perkebunan konvensional.
Danantara, dengan model hutan lestari dan pendekatan pemberdayaan komunitas, berpotensi menjadi partner yang mengisi ruang yang selama ini kosong. Mereka bisa membantu memulihkan blok blok yang rusak. Mereka bisa mendekatkan pengelolaan lahan dengan masyarakat sekitar. Di titik ini, karakter Danantara bisa menjadi pelengkap untuk Agrinas yang memegang lahan sangat besar tetapi belum sepenuhnya produktif.
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting





























