Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Sudah sangat lama Indonesia dan Malaysia adalah produsen terbesar kelapa sawit dunia, mencapai 80 persen dari produksi global. Kedua negara ini juga adalah produsen terbesar produk hilir sawit.
Hal ini dikatakan Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim. Pertemuan ini dipastikan akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
Salah satu topik yang menjadi pembahasan kedua pemimpin adalah kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Termasuk pengelolaan industri kelapa sawit dan turunannya yang menjadi komoditas utama kedua negara.
Menurut Prabowo Subianto, setiap dirinya ke negara-negara tertentu mereka selalu mengatakan perlu kelapa sawit. Beliau mencontohkan seperti Mesir, India, Pakistan dan beberapa negara lainnya. Jadi saya kira kita bisa berbuat yang banyak lagi. Dan terima kasih sokongan dari Malaysia terus dalam hal-hal ini,” ucap Prabowo di Kuala Lumpur.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia berhasil membuktikan diskriminasi oleh Uni Eropa (UE) dalam sengketa dagang kelapa sawit di Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (Dispute Settlement Body World Trade Organization/DSB WTO). Hal ini tertuang dalam Laporan Hasil Putusan Panel WTO yang disiarkan pada 10 Januari 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, Pemerintah Indonesia menyambut baik Putusan Panel WTO pada sengketa dagang terkait kelapa sawit ini. Pemerintah Indonesia menyambut baik Putusan Panel WTO pada sengketa dagang sawit dengan Uni Eropa yang dikaitkan dengan isu perubahan iklim, sebagai dasar agar Uni Eropa tidak sewenang-wenang dalam memberlakukan kebijakan yang diskriminatif.
Informasi yang diterima Indonesian Palm Oil News (IPO NEWS), secara umum, Panel WTO menyatakan, UE melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan yang kurang menguntungkan terhadap biofuel berbahan baku kelapa sawit dari Indonesia dibandingkan dengan produk serupa yang berasal dari UE seperti rapeseed dan bunga matahari.
UE juga membedakan perlakuan dan memberikan keuntungan lebih kepada produk sejenis yang diimpor dari negara lain seperti kedelai.
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting