Indonesian Palm Oil News (IPO News) – BEST PLANTER INDONESIA (BPI) yang merupakan salah satu provider pilihan dari BPDP & DITJENBUN kembali menggelar pelatihan lanjutan SDM sawit di Palembang dengan jumlah peserta 124 orang yang terdiri dari pekebun sawit asal MUBA. Pelatihan ini merupakan gelombang 2 yang dibagi menjadi 4 angkatan dan diselenggarakan secara paralel di 2 hotel yang berbeda selama 5 hari.
Friyandito, SP, MM sebagai Direktur Operasional BPI menyampaikan bahwa kurikulum pelatihan yang di tetapkan oleh DITJENBUN yaitu berupa teori, diskusi dan kunjungan lapang bertujuan selain memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pekebun sawit selama di kelas khususnya terhadap implementasi manajemen kebun sesuai standar Best Management Practices (BMP) juga harus melihat secara langsung praktek di lapangan, sehingga dari durasi 5 hari tersebut, 1 hari digunakan untuk kunjungan lapang dengan tujuan untuk benchmarking agar peserta mendapat inspirasi dan referensi langsung dari praktek manajemen kebun terbaik di lapangan.
Dalam kunjungan lapang di kebun PT Perkebunan Minanga Ogan, tim BPI bersama peserta pelatihan Panen dan Pasca Panen diterima dengan baik dan hangat oleh owner sekaligus advisor perusahaan yaitu Bpk. H Zulkarnain Ma’mun bersama para manager nya yaitu Bpk. Yudhi Kurniawan selaku Estate Manager dan Bpk. Tukiman selaku Mill Manager.
Beberapa hasil diskusi dan melihat langsung dilapangan baik di kebun maupun di pabrik yang sangat berguna bagi peserta pelatihan antara lain adalah pencapaian produksi di afdeling 1 yang mampu mencapai rata-rata 32 ton per ha per tahun, bahkan beberapa blok bisa mencapai 40 ton per ha per tahun. Ini tentu akan memberikan motivasi tersendiri bagi peserta pekebun sawit yang saat ini rata-rata produksinya masih +/- 20 ton per ha per tahun.
Friyandito dalam penjelasannya juga menyampaikan bahwa peserta juga mendapat referensi tentang dosis pemupukan kimia seperti Nitrogen, Kalium, Rock Phosphate, Borat serta pemupukan organik seperti janjang kosong sekaligus melihat aplikasi serta pengaruhnya terhadap tanaman.
Penggunaan pupuk jangkos atau japuk (janjang pupuk) yang dilakukan perusahaan menurut Friyandito adalah sangat tepat karena dapat mempertahankan sekaligus memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah, sedangkan penggunaan Trichoderma dapat memitigasi ancaman serius Ganoderma yang bisa mematikan tanaman sawit. Apabila perlakuan penggunaan janjang pupuk dilengkapi dengan aplikasi Trichoderma, maka akan menghasilkan sinergi yang sangat baik dalam upaya mempercepat peningkatan populasi Trichoderma, demikian Friyandito menjelaskan dalam kesempatan terpisah.
Peserta juga mendapat inspirasi lain terkait kriteria matang panen yang ditetapkan perusahaan seperti cukup 5 brondol jatuh di piringan sudah dianggap matang, dan tidak mengenal buah mengkal agar pemanen hanya menurunkan buah yang berkualitas. Praktek pemotongan buah juga di praktekkan langsung oleh pemanen sampai pengumpulannya di TPH (Tempat Pengumpulan Buah).
Cara melakukan kontrol pemanen terhadap kualitas buah yang dipotong dengan memberikan nomor pada tangkai buah saat pengumpulan di TPH juga menjadi bagian penting yang menginspirasi peserta pelatihan, sehingga mudah menemukan pemanen yang memotong buah dengan kualitas baik maupun pemanen yang menurunkan buah dengan kualitas buruk.
Kunjungan pabrik juga dilakukan dengan harapan peserta mengerti lebih baik tentang kriteria kualitas buah yang diterima pabrik termasuk akibatnya apabila mengirim buah tidak sesuai kriteria pabrik. Benchmarking pabrik ini sangat penting untuk menyadarkan peserta bahwa untuk mendapatkan harga tinggi dan potongan rendah serta untuk mempertahankan reputasi pekebun yang baik di pabrik maka harus mengirim buah dengan kualitas tinggi dan ini harus dimulai dari pengawasan panen di kebun.
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting