Indonesian Palm Oil News (IPO News) – PT Dharma Satya Nusantara (DSNG) sukses meraih laba sebesar Rp. 868,33 miliar hingga September 2024, atau meningkat 72 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp. 504,33 miliar.
Meroketnya laba DSNG didorong oleh kenaikan penjualan sebesar 9 persen menjadi sebesar Rp7,2 triliun dari sebelumnya Rp6,6 triliun, serta penurunan harga pupuk yang berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya. Menurut Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, DSNG juga terus berupaya meningkatkan produktivitas dan menerapkan strategi tata kelola yang baik agar biaya produksi dapat dikendalikan dengan efektif.
Andrianto menjelaskan kinerja positif DSNG turut didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) untuk Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK), dan Palm Kernel Oil (PKO), masing-masing sebesar 8 persen, 28,2 persen, dan 22,2 persen, dengan harga mencapai Rp12.421 per kilogram untuk CPO, sebesar Rp6.559 per kilogram untuk PK, dan Rp16.014 per kilogram untuk PKO.
Selain itu, pendapatan produk kayu panel menunjukkan perbaikan, dengan peningkatan sebesar 13,2 persen, mencapai Rp503 miliar dikarenakan volume penjualan yang lebih baik dengan menangkap peluang pasar kayu yang banyak ditinggalkan oleh kompetitor saat tekanan ekonomi global terjadi pada tahun lalu.
DSNG Juga terus melakukan peremajaan kebun sawit yang sudah tua. Hingga Desember 2023, DSNG telah melakukan peremajaan dengan merubuhkan 675 hektare pohon kelapa sawit yang kurang produktif dan menanam kembali 500 hektare untuk memastikan kebun kami berada dalam kondisi usia prima,” ujar Andrianto.
Untuk bisnis Energi Terbarukan (EBT) juga memberikan kontribusi melalui penjualan palm kernel shell (PKS), dengan pendapatan sebesar Rp162 miliar. Komoditas ini merupakan salah satu produk ekspor utama yang dipasarkan ke Jepang bekerja sama dengan Erex Singapore Pte. Ltd. Hingga kuartal ini telah mengekspor sebanyak 84 ribu ton PKS.
Produksi TBS hingga September 2024 mengalami penurunan sebesar 5,1 persen, dari 1,64 juta ton menjadi 1,56 juta ton. Penurunan ini sejalan penurunan produksi yang dialami oleh industri kelapa sawit, yang disebabkan oleh dampak cuaca kering yang terjadi sejak tahun lalu, terutama di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Selain itu, perbaikan rendemen (yield recovery) cenderung terhenti di sepanjang tahun 2024, sehingga pertumbuhan output CPO secara industri juga mengalami perlambatan,” tutur Andrianto.
Meski demikian, sepanjang 2024, DSNG berhasil mencatatkan peningkatan pada tingkat Oil Extraction Rate (OER) yang berada di kisaran 24 persen. Hingga kuartal III-2024, OER meningkat sebesar 4,9 persen, dari 22,93 persen menjadi 24,04 persen. Selain itu, kadar free fatty acid (FFA) mencapai 2,84 persen, lebih baik dibandingkan batas standar 3 persen, menjadikan CPO yang dihasilkan berkualitas premium.
Menurut riset IPO NEWS, DSNG adalah perusahaan kelapa sawit terkemuka di Indonesia yang juga menjalankan bisnis penebangan kayu hutan alam dan mengolahnya. Total landbank yang dimiliki mencapai 181.014 ha yang tersebar di Kalimantan dan Papua dengan rincian di Kalimanatan Barat seluas 56.716 ha, Kalimantan Timur 91.532 ha, Kalimantan Tengah 16.130 ha dan di Papua 16.726 ha.
Hingga tahun 2023 total lahan sawit yang telah tertanam seluas 112.600 hektar dimana telah menghasilkan dengan rata rata usia tanam masih tergolong muda dan produktif yaitu mencapai 11,8 tahun. Adapun yield lahan sawit DSNG mencapai 8,4% per tahun. Volume produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 2 juta ton. Memiliki 10 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 570 ton per tahun.
(IPO NEWS, Muslim M. Amin)
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting