Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Konglomerat Sampoerna berawal dari usaha kecil milik Liem Seeng Tee yang merupakan salah satu usaha pertama di Indonesia yang membuat dan memasarkan sigaret kretek tangan (SKT) dengan merek Dji Sam Soe. Usaha rokok ini semakin berkembang. Pada 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
Pada 1959, Aga Sampoerna alias Liem Swie Ling, yang merupakan generasi kedua keluarga Sampoerna melanjutkan bisnis Sampoerna. Pada saat itu, perseroan fokus memproduksi SKT dengan meluncurkan sejumlah produk yang dikenal dengan sampoerna kretek.
Putera Sampoerna adalah anak dari Aga Sampoerna. Aga Sampoerna sendiri adalah putera Lim Seng Tee, pendiri perusahaan rokok Sampoerna. Putera sejak kecil terbiasa hidup sendiri di luar negeri. Masa kanak-kanak dan remajanya dilewatinya di Hongkong dan Australia. Ia kemudian pindah ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan di University of Houston, Texas. Jadi bisa dibilang Putera Sampoerna adalah generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia.
Putera memperoleh pendidikan internasional pertama di Diocesan Boys’ School, Hong Kong, dan kemudian di Carey Baptist Grammar School, Melbourne. Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di University of Houston, Texas, Amerika Serikat. Lulus dari perguruan tinggi pada tahun 1968, Putera tidak langsung melibatkan diri dalam bisnis keluarga. Bersama istrinya, Katie, warga Amerika Serikat keturunan Tionghoa, Putera tinggal di Singapura dan menjalankan perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Baru pada 1980, Putera kembali ke Surabaya untuk bergabung dalam operasional PT HM Sampoerna Tbk.
Melalui group usaha yang baru yang diberi nama Sampoerna Strategic Group, beragam bisnis yang dijalankan Putera Sampoerna berada di bawah naungan Sampoerna Strategic Group sebagai induk perusahaan. Sejauh ini terdapat lima sektor bisnis dalam naungan induk perusahaan tersebut, yaitu perkebunan, keuangan, properti, telekomunikasi, hingga industri pengolahan kayu.
Kemudian melalui PT. Sampoerna Agro Tbk. (sebelumnya bernama PT. Selapan Jaya) salah satu anak perusahaan Sampoerna Strategic, berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Juni 2007. Saat ini PT. Sampoerna Agro Tbk. bersama-sama dengan anak perusahaannya merupakan salah satu produsen terbesar kelapa sawit dan inti sawit di Indonesia yang diperhitungkan.
Pada tahun 2020 Putera Sampoerna dinobatkan Forbes sebagai orang terkaya Indonesia di urutan ke-13 dengan kekayaan sebesar US$ 1,7 miliar. Pada tahun 2023 Putera Sampoerna berada di urutan ke 27 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,85 miliar dan diprediksi tahun 2024 kekayaannya bisa menembus angka US$ 2 miliar.
Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email
Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting