CPOPC Bahas Kebutuhan Minyak Nabati Dunia

CPOPC kebutuhan minyak nabati dunia

Indonesian Palm Oil News (IPO News) – Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) membahas masa depan minyak nabati dunia dalam The 3rd Sustainable Vegetable Oils Conference (SVOC).

Menurut informasi yang diterima IPO NEWS, konferensi ini diselenggarakan bersama oleh Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries, CPOPC) dan The Netherlands Oils and Fats Industry (MVO) yang bekerjasama dengan mitra industri utama termasuk Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), acara tersebut membahas tantangan kompleks yang dihadapi sektor minyak nabati di tengah perubahan iklim, tekanan regulasi, dan meningkatnya permintaan global.

Hal yang juga menjadi sorotan adalah kebutuhan mendesak akan inovasi dan praktik berkelanjutan untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat sambil mematuhi standar lingkungan yang ketat, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation, EUDR).

Staf Ahli Bidang Konektivitas, Sektor Jasa, dan Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dr. Musdhalifah Machmud, mengemukakan bahwa EUDR menghadirkan lanskap yang kompleks bagi sektor pertanian Indonesia. Dengan mengadopsi pendekatan proaktif dan strategis yang menekankan keterlibatan pemangku kepentingan, pengembangan kapasitas, sertifikasi, dan praktik penggunaan lahan berkelanjutan, Indonesia berhasil menavigasi kerumitan EUDR.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Yusran Shah bin Mohd Yusof, menekankan bahwa Malaysia sepenuhnya memahami bahwa meskipun peningkatan produksi sangat penting bagi ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut harus dicapai dengan cara yang menjaga lingkungan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan menghormati hak dan mata pencaharian masyarakat setempat. Mengingat tantangan tersebut, Malaysia mengambil tindakan untuk memimpin dalam produksi minyak nabati berkelanjutan melalui industri minyak sawit.

Wakil Menteri Pertanian dan Peternakan Honduras, Lid Roy Lazo Rodríguez, menegaskan kembali bahwa transisi menuju produksi minyak nabati berkelanjutan merupakan tantangan yang harus ditangani dengan keseriusan, keyakinan, dan visi jangka panjang. Industri minyak nabati tidak hanya berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi negara-negara produsen tetapi juga menjadi contoh bagaimana kemajuan pertanian dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.

Duta Besar Bidang Bisnis dan Pembangunan dan Direktur Departemen Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda, Marchel Gerrmann, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional untuk mengadopsi peraturan baru, mengintensifkan dialog antara negara konsumen dan produsen, serta menggunakan perjanjian perdagangan untuk memastikan adanya kesetaraan dalam upaya mendorong keberlanjutan.

Dengan demikian, industri minyak nabati dapat diubah menjadi kekuatan untuk kebaikan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, melindungi planet kita, dan mengangkat masyarakat.

Sekretaris Jenderal CPOPC, Dr Rizal Affandi Lukman, menggarisbawahi bahwa SVOC ke-3 memberikan wawasan tentang penelitian mutakhir dan kemajuan teknologi yang berguna untuk meningkatkan keberlanjutan berbagai tanaman minyak, dari minyak kelapa sawit hingga minyak bunga matahari, minyak lobak, hingga minyak kedelai. Inovasi-inovasi tersebut sangat penting untuk mengurangi jejak lingkungan (environmental footprints) dan meningkatkan produktivitas. Yang lebih penting lagi, ia menekankan bahwa minyak sawit memainkan peran pelengkap bagi minyak nabati lainnya, dalam memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Direktur Pelaksana Industri Minyak dan Lemak Belanda (MVO), Frans Classen, menegaskan bahwa jalan ke depan adalah melalui dialog yang lebih kuat, inklusif, dan konstruktif di antara semua pemangku kepentingan. Hal tersebut harus mencakup jutaan petani kecil yang memainkan peran penting dan tak tergantikan dalam rantai pasokan pasar UE. Keterlibatan mereka sangatlah penting.

Diskusi di konferensi tersebut memberikan wawasan berharga mengenai dinamika pasar saat ini, mengeksplorasi tantangan dalam menyeimbangkan peningkatan permintaan dengan praktik berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. Para ahli menekankan perlunya pendekatan seimbang yang mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi sekaligus memajukan pengelolaan lingkungan.

Menurut pengamatan IPO NEWS, sebanyak 250 peserta dari 16 negara hadir pada konferensi ini, termasuk negara-negara produsen dan konsumen utama seperti Indonesia, Malaysia, Uni Eropa, Amerika Latin, Amerika Serikat, dan Australia bersama dengan perwakilan dari organisasi internasional seperti Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization, FAO), Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency, IRENA), Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdagangan dan Konferensi (United Nations for Trade and Conference, UNCTAD), dan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization, WTO) telah berpartisipasi aktif dalam SVOC ke-3.

 

Untuk berlangganan atau informasi lebih lanjut, hubungi: Marketing atau Email 

Butuh Buku Riset? Silahkan kunjugi CDMI Consulting

Share Link:

Baca Juga

English Version

Company Report

Majalah IPO News

Cover Majalah Edisi Maret 2024
Cover Majalah Edisi Juli 2024
Cover Majalah Edisi Mei 2024
Cover Majalah Edisi September 2024
sugarmach indonesia 2024
inapalm asia 2024

Produk CDMI Consulting

Berital Lainnya

Search

Silahkan Akses melalui Perangkat Mobile, PC atau Laptop