PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) telah melaporkan laporan keuangan konsolidasi (audited) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 (FY2022).
Merujuk keterbukaan informasi yang dirilis pada Selasa (28/2), SIMP tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 17,79 triliun sepanjang 2022, atau turun 9% secara tahunan atau year on year (yoy).
Penurunan penjualan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya penjualan produk Minyak & Lemak Nabati, yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan produk sawit.
Meski ada penurunan penjualan, SIMP terpantau mencatatkan hasil positif dari sisi bottom line. Dengan rincian, nilai laba bruto mencapai Rp 4,65 triliun, laba usaha Rp 2,92 triliun, dan EBITDA Rp 4,68 triliun.
Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun berhasil melesat 21% yoy menjadi Rp 1,20 triliun hingga akhir tahun 2022.
Direktur Utama Salim Ivomas Pratama Mark Wakeford menyatakan, capaian positif SIMP selama tahun 2022 didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit serta upaya pengendalian biaya dan efisiensi yang dilakukan.
“Sektor agribisnis pada full year 2022 masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dampak cuaca dan volatilitas harga komoditas,” ungkap Mark dalam keterangannya.
Dia menjelaskan, kondisi cuaca sempat mempengaruhi produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti perseroan pada tahun lalu. Namun kondisi tersebut mulai mengalami pemulihan terutama pada 2H2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Terkait pengendalian biaya, lanjut Mark, SIMP tetap fokus memprioritaskan belanja modal untuk kegiatan peremajaan kelapa sawit dan infrastruktur, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi serta peningkatan produktivitas.
“Dan berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan,” lanjutnya.
Secara lebih detail, Grup SIMP tercatat membukukan pemulihan produksi TBS inti yang kuat pada 2H2022 dengan kenaikan 10% yoy. sehingga mendorong kenaikan produksi di sepanjang 2022 sebesar 2% yoy menjadi 2,81 juta ton.
Seiring pula dengan kenaikan pembelian TBS dari eksternal, produksi CPO naik 20% yoy pada semester II-2022 dan 7% sepanjang tahun 2022 menjadi 736.000 ton.
Sumber : Kontan.co.id